Rabu, 25 Maret 2020

Sehimpun Puisi Nyanyian Bidadari (Nono Warnono 2019)

Nono Warnono:

PINTA DESEMBER

Gerimis merajam gigil malam
Bulan renta terpagut kelam
Sembunyi suar gemintang
Sepi nan dalam
Sedihmu begitu menghunjam

Lolong anjing membenci sunyi
Desah angin semilir lamunan
Tentang asmara layu sebelum berkembang
Tentang bait sajak di daun mengulat
Tentang senandung camar
Dalam gemulung ombak
Tangis bayimu menyayat kencang

Sontak jiwa melirih lembut menyibak gulita
Mengaca imaji bayang langit di danau hati
Samar-samar kunang-kunang angan
Di ujung desember kelabu
Mengangkat tangan melangit doa
khusuk menggapai Arsy singgasana Allah Azza Wajalla

                        Masjid Al-Aula Ngemplak Baureno, Akhir Desember 1994

( Dimuat di Majalah Mimbar Pendidikan Agama Nomor VI Tahun 1995)











Nono Warnono:
EPISENTRUM
Sumber segala sumber merambat mengguncang pranata centang perenang
Gempa hebat tiba-tiba menggetarkan laju peradaban global binal
Menenggelamkan kibar layar jiwa-jiwa terserak gelombang besimaharajalela
Biru lautan hati sontak terdampar karang-karang ambisi bebatuan keangkaramurkaan
Pantai kehidupan sarat polusi budaya dan dekadensi moral

Asal-muasal getaran penggoyah keteguhan iman berpuing adalah pusat kekuasaan
Relung-relung hati lekas terjajah simbah serakah
Ketenangan samodera nurani goyah tergoda kilau mentari
Pelangi jiwa menjadi taburan bias dan gulita mendung jelaga
Ketika senja jaman tergulung ombak peradaban benarkah agama tetap kuasa
Esok masihkah kita berharap hadirnya samodra hidayah dan pencerahan?
Ataukah pertanda bahwa segera datang peniup sangkakala?

                                                                        Baureno, Desember 1994

( Dimuat di Majalah Mimbar Pendidikan Agama Nomor VI Tahun 1995)


















Nono Warnono :

DI KAWAH BROMO

Malam terus mendekap sekujur gunung
Sesekali semilir angin mainkan pasir terhampar
Beterbangan liar kepucuk dedaunan
Biru langit lazuardi berserak gemintang
Membimbing malam
Mengejar deru waktu

Berderet bayang bergerak
Dari hamparan sabana kelebat lukisan alam
Kaki-kaki melangkah menghitung tangga demi tangga
Ada yang terengah dengan menyebut-nyebut nama Tuhan
Mendongak menggapai puncak

Samar-samar kabut bergerak memutar
Menjamah kawah
Menjuntai gelap menggelincir jiwa
Hingga semburat jingga menghias angkasa
Mentari baru menebar laksa asa

                                    Puncak Bromo,1995

(Dimuat di Mingguan Guru, Pebruari 1995)
















Nono Warnono: 

DI DEPAN PINTU-MU

Berkali tersandung terhuyung
Terjatuh dalam sendi-sendi tauhid rapuh
Hidup bertulis luka-luka dosa
Perih memagut-pagut sesal
Dan dua pedoman terhempas lepas

Merayap dalam gulita
Menggapai-gapai cahaya-Mu
Mengais mencari makna hidup
Di hamparan bumi kelam
Melangit doa selaksa pinta

Berkubang di lumpur nista
Terentas terbebas kapan ya Robb
Berkali mengetuk pintu-Mu
Kupersembahkan deras air mata
Kuserahkan segenap jiwa
Dalam gigil hamba

                        Bojonegoro, 1995
(Dimuat di Mingguan Guru, Pebruari 1995)

















Nono Warnono:

RENUNG

Geliat sukma menyibak malam
Melongok gulita meraih sunyi
Mimpi yang belum tuntas terselesaikan
Pengembaraan yang terhenti di angan

Gelepar angan terhunjam rasa
Daun daun berguguran
Terserak
Terhambur putting beliung
Bulan merah tertusuk ranting
Pohon meranggas jaman

Tersungkur di liku angan
Jalan terjal hela napas tersengal
Luka-luka merah menganga
Kepedihan jiwa
Terpejam di ujung waktu

                             Made - Lamongan, 1996















Nono Warnono:

KEMBARA

Langkah lelah sepanjang kata hati
Menyusuri waktu tak tentu
Menyerta kitar mentari
Tuntunan rembulan
Jiwa mahardika tak bercakrawala

Orang –orang lalu lalang bicara sendiri
Deru kendaraan seperti saling berteriak
Diantara jerit mesin kapal yang menyapaku
“Mau kau bawa kemana langkahmu?”
Aku terdiam seribu bahasa

                        Pelabuhan Merak-Bakauheni 1996

























Nono Warnono :

PENDULUM

Pikiran bergerak kiri kanan
Bandul kegamangan tak henti
Kearifan antara kebengisan
Erupsi kesumat
Ataukah alun luas kesabaran

Angan melayang kekitrang
Mengais gemintang
Atau debur ambisi
Melompati percikan nafsu
Menguliti gelap malam

Berlari ke kanan kiri
Dalam nafas tersengal
Mengejar bayang seribu mimpi
Tentang asa tercuri waktu
Termangu dalam seribu ragu

 Cerme Gresik, 1997















Nono Warnono:

KUHADIRKAN

Kuhadirkan nasihat untaian nama
Dalam tebusan gadai aqiqah
Mengeja hari bersolek ilmu
Meretas jalan menguak era
Dalam derap jaman menderu

Kuhadirkan nasihat nyanyi sasmita
Saat alpa menggoda nista
Terangi hati sarat taubat
Sebelum gelepar sukma memisah raga

Kuhadirkan nasihat bisikan jiwa
Cercah cahaya kunang berkedip
Bak suar  lilin tuntun kebaikan
Sebutir dzarrah tetap lah nampak
Meski sebulir maslahat di rerimbunan
Kelana hakiki

                        Lengkong-Babat, 1998



















Nono Warnono :

KIAMBANG

Terapung di atas air
Terombang ambing gelombang
Tak tentu arah
Terhempas setiap waktu
Gambar hati gamang
keraguan

Siang malam tak henti
Mengarung samudera hidup
Terbentur karang
Melompati ombak
Terombang ambing sepanjang waktu
Terserak
Hati nan sarat kebimbangan

                                    Bojonegoro,1999


















Nono Warnono:

DRAMATURGI

Telah menjalar sekujur tubuh
Kanker ganas menggerogoti sendi pertiwi
Nusantara gugusan pulau mashur
Merapuh postur matra negeri

Meja hijau terali besi
Tanpa jera penghalang murka
Penyakit hati nan menguasai
Musnahnya iman di relung kalbu

Lihatlah mereka yang duduk di kursi pesakitan
Kamuflase orang-orang rakus disebut mulia
Terkuak lebar bersuara mulut comberan
Berlumur silat kata kemunafikan

Gamblang nian tingkah pencoleng bermuka dewa
Laku nista dipertontonkan kasat mata
Kepura-puraan
Lakon drama
Penonton murka


                                    Jakarta, Akhir Desember 1999















Nono Warnono:

JUMUD

Menguntai kata kelindan rasa
Bait asa selaksa mengeja cinta
Merawat taman puisi jiwa
Kabut jaman menabir bianglala
Memuncak kembara di ketinggian
Membeku  tiba-tiba

Melayar samodra kata
Berselancar horizon langit jingga
Senandung lagu penggugah jiwa
Debur ombak kehidupan
Badai samudera merajalela
Kembara mengejar cakrawala
Meski bermuara dalam kebekuan

Menggubah gita asmaradana
Nyanyikan sonata angin jaman
Yang terdengar gending megatruh
Ketika anak jaman mendebar senja
Gemulung gelombang dekadensi nggegirisi
Mata air dari air mata mengalir membeku rasa

                                                Bojonegoro, Agustus 2000














Nono Warnono :

AJAL

Masa yang telah ditentukan
Tidak dapat dikurangi atau dilebihkan
Yang dapat diupaya
Adalah mengelola usia
Dengan dosa kemaksiyatan
Atau dengan pundi-pundi kebaikan
Rentang waktu yang telah ditentukan
Ada qada-qodar yang harus diterima
Ada dimensi yang diikhtiarkan
Ada sisi tawakkal dengan penuh kepasrahan

Ada saat harus kembali
Berpulang menyusur kampung abadi
Menghadap pemilik sejati
Saat catatan baik buruk diperhitungkan
Di tangan kiri atau kanan
Nilai kehambaan pengabdi
Ataukah kesombongan atas Bendara
Inilah hakekat sebuah perjalanan
Tak terbatas ruang dan waktu

Bojonegoro, Desember 2001












Nono Warnono:

PRASANGKA

Ujaran rasa terderai
Gaduh kalbu menderu
Menggaung dada
Merambat hujat
Kepada pemurba hajat

Langkah kaki mengejar bayang
Menggapai liar angan diantara
Jemari hati menghitung hari
Menuduh Tuhan
Pendusta janji penipu suratan

Berhenti di titik awal
Memulai dari ruang hampa
Kontemplasi diri di kedalaman
Ketika lorong kesesatan
Datang cahaya penerang

            Masjid Al-Ma’ruf, Desember 2002



















Nono Warnono:

HIPOKRIT

Bekab dendang telangkup jemari maaf
Urung bergaung redam kesumat
Susuri relung atas karang menyamodra rasa
Mengarung menuju cakrawala senja
Ketika usia telah meranggas

Lini masa menawar api dan salju
Ruang jagat adalah ajang kekitrang
Kobaran angkara atau kedamaian
Segumpal kalbu menakar hasrat

Menuduh Tuhan selingkuh suratan
Sebuah kemurtadan
Tabiat manusia memang angkara
Dan pendosa
Dalil ketidakadilan pembenar kerakusan

                                    Ngawi, Desember 2003




















Nono Warnono:

PESOHOR

Blusukan penjaja citra
Pampangkan gambar-gambar pesolek
Melenggok hapsari
Atas kahyangan imaji
Singgasana ambisi

Bayu mendakwa puting beliung
Mentari menuding rembulan
Tentang hasrat kekitrang
Ketika tangan setan menjamah

Lihatlah campur tangan Tuhan
Ambisi
Harapan
Nafsu
Ejakulasi dini
Kepada-Nya semua berpulang

                        Parung Bogor, Januari 2004



















Nono Warnono:

KEMBARA HIDUP

Kembara hudup langkah nan istiqamah
Menyibak kegelapan
Menerobos hujan badai
Berlangit takdir tersurat pasti
Usai tawakkal atau ihtiar

Kembara hidup belajar memahami pemaknaan hayat
Bukan fahombo lompat batu beradu
Tidak ritual tarian baluse atau maena pendewasaan remaja
Tapi blabar kawat perhelatan
Silat jiwa dan pemikiran keputusan
Yang tiada perulangan atas kegagalan

Kembara hidup terus susuri jalan
Landai terjal dilalui
Tiada henti meniti hari-hari
Hingga maut menjemput entah dimana
Ketika Tuhan menggiring jiwa

                                    Bali, Desember 2005


















Nono Warnono:

LAPINDO

Kau sumbat sembur lumpur menghancur
Kau bendung dengan tanggul menggunung
Takkan kuasa segala reka atas murka
Sambutlah ambisi angkara
Bendung keserakahan nan merajalela
Rekalah dengan pertaubatan menjamas dosa

Lihatlah
Telah kau renggut
Kau tenggelamkan
Telah kau kubur
Mimpi dan harapan mereka

Kau dengarkah jerit jiwa meratap
Merindu bangku madrasah pesantren
Mengenang kuburan moyang
Mencari cerita hidup yang tinggal kenangan

                                    Sidoarjo, Juli 2006




BIOGRAFI  PENYAIR







NONO WARNONO (SUWARNO)
Lebih dikenal dengan nama Nono Warnono dalam dunia kepengarangan,sejatinya memiliki nama asli Suwarno. Lahir pada tanggal 14 Juli 1964 di Bojonegoro, sehari-hari sebagai Pengawas Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.
Sejak duduk di bangku Sekolah Pendidikan Guru tahun 1982 sudah menggemari dunia tulis-menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Tulisan bahasa Indonesia berupa puisi, cerpen, dan opini yang tersebar di berbagai koran dan majalah. Dalam bahasa Jawa karyanya berupa cerkak (crita cekak), geguritan (puisi), cerita misteri dan opini yang berupa buku maupun dimuat diberbagai koran dan majalah, seperti Jawa Pos, Mimbar Agama, Panjebar Semangat, Jaya Baya, Djaka Lodang, Mekarsari, Darmajati, dll.
Kiprahnya dalam dunia pendidikan mengantarkannya sebagai Guru Teladan Nasional Tahun 1998 dengan makalah berjudul: “Revitalisasi Pendidikan Budi Pekerti melalui Pembelajaran Bahasa Jawa”, sehingga mendapatkan apresiasi sebagai kepala sekolah termuda di Bojonegoro saat itu. Penulis yang nyambi sebagai dosen diberbagai perguruan tinggi swasta ini pada tahun 2014 juga meraih predikat  sebagai Instruktur Nasional terbaik dalam implementasi Kurukulum 2013 (K-13).
Sebagai sastrawan jawa, pada tahun 2014 menerima penghargaan Hadiah Sastra Rancage berkat antologi cerkaknya berjudul Kluwung yang diterbitkan oleh penerbit Azza Grafika dan sanggar sastra Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) dimana dia juga sebagai salah satu penggeraknya.
Buku-buku Pendidikan yang telah diterbitkannya antara lain: “Evaluasi Belajar Sekolah Dasar” (1998), Silabus Pendidikan Kepramukaan (2017), Buku materi ajar mulok “Matoh Basa Jawa” Kelas I-VI (2015), Buku Pendidikan “Perspektif”. Buku-Buku sastra : Antologi Gurit “Sanja” (2011), Antologi Cerkak “Kluwung” (2014), Crita Misteri “Malaikat Jubah Putih” (2014), (2016) dan Antologi Geguritan “Kidung Langit” (2018). Serta buku kumpulan puisi berbahasa Indonesia dengan judul :“Nyaynyian Bidadari.
Buku antologi Kidung Langit pada tahun 2018 memperoleh apresiasi dari Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) sebagai karya sastra jawa terbaik melalui Penghargaan Sutasoma.
 Beberapa buku yang ditulis bersama pengarang lain yaitu: Antologi bersama “Tes…”(1997), Antologigurit “Bojonegoro Ing Gurit” (2006), Antologi Cerkak “Blangkon” (2006), Antologi gurit “Tunggak Jarak Mrajak” (2010), Antologi cerkak Pasewakan (2011), Antologi gurit “Mlesat Bareng Ukara” (2014), dan Bunga Rampai Puisi-Cerpen “Lingkar Jati” (2015)., Bunga Rampai PSJB (2018).
Disela-sela tugas kedinasan masih menyempatkan berkiprah di beberapa organisasi kemasyarakatan: Pengurus Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Bojonegoro, Pengurus Dewan Kebudayaan Bojonegoro, Ikatan Pengurus Haji Indonesia (IPHI) Bojonegoro dan secara intens turut melestarikan budaya jawa sebagai panatacara.
Bersama istri tercinta Lilik Endang Wardiningsih, kini tinggal di Perumahan Gajah Indah Village Blok O No.18-19 Gajah -Baureno-Bojonegoro dengan putri semata wayang Laras Gupitasari.
Email: suwarnobbt@gmail,com. Telp.(0322)454667


***



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar